Padang (LN)--Pembangunan mesjid DPRD Sumbar, dinilai sebagai tindakan pemborosan anggaran yang tidak berpihak kepada kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
Proyek yang dikerjakan PT. PUTRA GIAT PEMBANGUNAN menelan dana sebesar Rp14.422.744.000 hanyalah eforia semata, tanpa mempertimbangkan efisiensi anggaran yang ada.
Alasannya, harga pembuatan Satu buah kolom sangat fantastis. Kolom beton K-300, berukuran 60cm x 60cm, menelan dana lebih dari Rp100 juta, terdiri dari biaya upah, beton, besi U-40 dan bekisting.
Selain itu, anggaran pembangunan pondasi Kontruksi Sarang Laba-laba (KSL), volume 571,72 m² menelan dana sebesar Rp2,3 milyar, yang terdiri dari 2 item pekerjaan Yani pekerjaan tanah dan pekerjaan beton.
Anehnya, entah darimana anggaran sebesar itu bisa didapatkan, karena rincian harga dari setiap item pekerjaan tidak tercantum dalam dokumen kontrak.
Bahkan, spesifikasi material besi yang digunakan untuk KSL tidak jelas. Didapatinya, penggunaan besi bercampur antara besi ulir dan polos.
Dari beberapa hal tersebut, wajar menimbulkan kecurigaan publik.
Menanggapi hal itu, Ketua LSM AWAK, Defrianto Tanius saat diminta tanggapannya, Selasa (25/10)
Disinyalir, terjadinya konspirasi kotor pada proyek pembangunan mesjid DPRD Sumbar. Kuat dugaan, mengalir komitmen fee ke kantong oknum petinggi DPRD Sumbar.
Akan tetapi, Untuk memastikan dugaan itu, tentunya pihak APH yang lebih berwenang untuk mengungkapkannya. Dengan melakukan investigasi pendalaman, ataupun pemeriksaan terhadap dokumen kontrak serta rekening pejabat terkait, harapnya.
Hingga berita ini diturunkan, media ini masih menunggu tanggapan dari pihak terkait.
(Tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar